Han Ay Lie

Professor of Structural and Material Engineering at Diponegoro University

Cerita dari Joko Purnomo

Saya mengenal Bu Ayke sejak 13 tahun yang lalu, yaitu pada tahun keempat Program S1 di Teknik Sipil Undip tahun 2010. Waktu itu saya sedang mengerjakan skripsi di bawah bimbingan Pak Djon. Skripsi saya tentang pemrograman stabilitas dinding geser. Pada semester sebelumnya saya mengerjakan program berbasis Finite Element Analysis (FEA) sebagai tugas mata kuliah yang diampu Pak Djon. Dari sana saya mengenal Bu Ayke karena saat itu beliau membutuhkan rekan kerja yang mempunyai kemampuan programming FEA. Sehari setelah saya lulus dari Program S1, saya ditarik bergabung menjadi salah satu asisten Bu Ayke dan turut dalam kegiatan riset dan proyek. Saya mendapatkan banyak pengalaman dalam riset dan proyek bersama Bu Ayke dan Pak Djon.

Tiga tahun lamanya saya terlibat sebagai asisten Bu Ayke di Laboratorium Bahan dan Konstruksi Undip, sebelum akhirnya saya berhasil mendapatkan kesempatan untuk mengambil studi master di National University of Singapore (NUS) pada tahun 2013. Pengalaman studi di NUS merupakan salah satu pengalaman yang tidak terlupakan bagi saya. Bu Ayke menjadi sosok yang paling berperan sehingga saya dapat merasakan pendidikan di universitas kelas dunia seperti NUS. Usai mendapatkan gelar Master of Science (MSc) dari NUS, saya sempat bekerja selama satu tahun di perusahaan konsultan internasional yang berbasis di Jakarta. Pada tahun 2015, saya kembali bertemu dengan Pak Djon dalam sebuah seminar. Dari pertemuan tersebut, Bu Ayke dan Pak Djon menjadi aktor yang sangat berperan hingga akhirnya saya dapat berkarir sesuai dengan impian saya, yaitu sebagai seorang dosen. Pada tahun 2016, saya hijrah ke Surabaya dan menjadi dosen tetap di Universitas Kristen Petra.

Setelah empat tahun karir saya sebagai dosen, akhirnya saya mengambil tawaran yang diberikan Bu Ayke untuk mengambil studi doktoral di bawah bimbingan beliau. Saya kembali ke Undip pada Agustus 2020 dan mengembangkan ilmu di bawah bimbingan Bu Ayke dan Pak Buntara, dosen dari Nihon University, Jepang. Pertemuan singkat dengan Pak Buntara dalam seminar EASEC September 2013 di Sapporo, Jepang, mengantarkan saya pada kesempatan luar biasa dapat dibimbing dalam menyelesaikan disertasi oleh beliau dan Bu Ayke. Dalam tahap Ujian Seminar Hasil Penelitian, April 2023 lalu, saya kembali bertemu dengan Pak Djon sebagai salah satu penguji. Ekspresi sukacita mengisi momen saat kami berkumpul siang itu.

Suasana lega ketika telah melewati satu tahapan ujian dalam studi doktor, yaitu Ujian Kelayakan. Pada tahapan ini, saya memperoleh kesempatan untuk memperluas koneksi akademis saya, di mana turut hadir sebagai penguji eksternal adalah Prof. Ade dari Universitas Atmajaya Yogyakarta. Hadir pula Prof. Djwantoro sebagai penguji eksternal, yang juga adalah rekan saya.

Suatu kehormatan bagi saya dalam jamuan makan siang pasca ujian kelayakan pada Mei 2023, di mana pada kesempatan ini saya dapat berbagi momen dengan Pak Ade dan Pak Djwantoro yang merupakan penguji eksternal dalam sidang tersebut. Turut dihadiri pula oleh Pak Hermawan dan Pak Harijanto, kolega dari Unika Soegijapranata dan Universitas Atmajaya Yogyakarta.

Puncak dari rangkaian tahapan ujian doktor akhirnya terlaksana dengan baik pada 12 Juni 2023. Perasaan lega akhirnya dapat menyelesaikan studi, bangga atas pencapaian, dan suatu kehormatan dibimbing oleh Prof. Ayke dan Prof. Buntara. Hubungan yang terjalin 10 tahun yang lalu melalui acara seminar EASEC 2013 di Jepang, telah memberikan jalan kepada saya dalam meraih gelar Doktor dari Program Doktor Ilmu Teknik Sipil Undip.

Momen sukacita bersama rekan-rekan mahasiswa doktor usai Ujian Tertutup pada 12 Juni 2023. Turut hadir Pak Qomarrudin, sesama mahasiswa satu perguruan dalam bimbingan Bu Ayke. Teman seperjuangan dalam meraih gelar doktor di bawah arahan luar biasa dari Bu Ayke. Beliau bak sosok kakak bagi saya dalam menyelesaikan studi doktoral ini.

Momen penutup dalam acara makan malam bersama para Profesor dan calon Profesor Teknik Sipil Undip. Suatu kehormatan bagi saya dapat duduk bersama Prof. Ayke dan Prof. Buntara, serta rekan-rekan beliau. Semoga kami dapat terus bekerja sama dalam penelitian-penelitian selanjutnya. Sebagai penutup, dengan mengingat momen sepuluh tahun yang lalu dan apa yang saya raih sekarang, saya menyadari bahwa segala hal terjadi, baik besar maupun kecil, baik yang diharapkan maupun yang tak disadari, yang terkadang awalnya dikeluhkan tetapi kemudian senantiasa dapat disyukuri, semuanya itu telah terangkai rapi sejak awal untuk suatu tujuan yang lebih indah dan besar. Hal itulah yang saya maknai sebagai “favor” dalam hidup saya.

Han Ay Lie